Syah bin Syuja’ adalah seorang sufi yang berasal dari keluarga bangsawan di kota Kirmani, sebuah kota di Persia, yaitu Abul Fawaris bin Syuja’ Al Kirmani yang biasa dipanggil Syah bin Syuja’. Ia memiliki dua orang anak, laki-laki dan perempuan. Meskipun masih remaja keduanya mempunyai kecerdasan spiritual yang luar biasa. Ya barangkali memang mewarisi bakat ayahandanya itu.
Seorang putri Syah bin Syuja’ telah dipingitnya (tidak boleh keluar rumah) selama 20 tahun. Sesuai dengan usia putrinya tersebut. Kini, ketika usianya sudah 20 tahun para putra pejabat di kota Kirmani banyak yang datang untuk melamarnya. Sebagai orang tua, tentu saja Syah bin Syuja’ merasa senang banyak yang melamar putrinya. Tetapi, di sisi lain Syah bin Syuja’ merasa sedih dan bimbang, siapa jodoh putrinya itu yang sebenarnya? Maka kepada para putra pejabat yang melamar putrinya itu Syah bin Syuja’ meminta waktu 3 hari untuk memutuskannya.
Setelah Syah bin Syuja’ pergi menjelajah dari masjid ke masjid tibalah dia di salah satu masjid yang dipakai sholat salah seorang guru sufi. Syah bin Syuja’ kemudian segera menemui guru sufi tersebut.
“apakah engkau telah berkeluarga?”
“belum” jawab guru sufi tersebut
“maukah engkau seorang istri yang bisa membaca al-quran?” tanya Syah bin Syuja’
“ siapa yang mau menikahkan puterinya kepadaku? Harta kekayaanku hanya tiga dirham” jawab guru sufi tersebut.
“akan kuserahkan puteriku kepadamu” jawab Syah bin Syuja’
“dari tiga dirham yang engkau miliki itu, belanjakanlah satu dirham untuk roti, satu dirham untuk munyak mawar, dan satu dirham untuk pengikat tali perkawinan” lanjut Syah bin Syuja’.
Akhirnya mereka bersepakat. Malam itu juga Syah bin Syuja’ mengantarkan putrinya kerumah guru sufi itu. Keduanya pun di nikahkan. Kini keduanya telah menjadi suami isteri.
Ketika memasuki pojok rumah sang suami , putri Syah bin Syuja’ melihat sepotong roti kering di dekat sebuah kendi berisi air.
“roti apakah ini?” tanya nya kepada suaminya
“roti kemarin yang kusimpan untuk hari ini” jawab guru sufi
Mendengar jawaban itu, tiba-tiba si gadis hendak meninggalkan rumah guru sufi tersebut. Guru sufi pun pasrah seraya berkata:
“ sudah kusadari bahwa Syah bin Syuja’ tidak akan sanggup hidup bersamaku yang miskin ini”
Putri Syah bin Syuja’ menjawab “ aku meninggalkanmu bukan karena sedikit hartamu, tatapi karena sedikit iman dan kepercayaanmu sehingga engkau menyimpan roti kemarin dan tidak percaya bahwa Allah akan memberi kamu rezeki setiap hari” kata putri Syah bin Syuja’ dengan serius.
Guru sufi tersebut sangat terkejut mendengar jawaban isterinya. Ada seorang perempuan yang jauh lebih tinggi berserahdirinya kepada Allah.
Setelah terdiam sejenak ia melanjutkan perkataanya, “ aku jadi heran kepada ayahku, 20 tahun lamanya ia memingitku dan mengatakan akan kunikahkan engkau dengan orang yang bertakwa kepada Allah, tetapi nyatanya ia menyerahkanku kepada seseorang yang tidak pasrah kepada Allah untuk makanannya sehari-hari”
“apakah kesalahanku ini bisa diperbaiki?” guru sufi bertanya
“bisa” jawab putri Syah bin Syuja’. “pilihlah satu diantara dua, aku atau roti kering itu!”.