Oleh :Syeikh Abudullah Azzam rahimahullah (Runtuhnya Khilafah Dan Jalan Menegakkannya)
Pasukan Turki pernah masuk sampai ke negeri Austria…. Sampai sekarang ada salah satu jalan di kota Wiena yang bernama Thabur (artinya berbaris). Di jalan tersebut, pasukan Turki dahulu berbaris setelah manaklukkan kota Wiena. Bahkan mereka hampir memasuki kota Leningrad (dahulu bernama Pietersburg). Andaikan saja bukan karena kelengahan Panglima Pasukan Turki, yang berhasil diperdaya oleh permaisuri Pieters the Great untuk tidak memasuki kota tersebut, maka Leningrad pasti dapat dikuasai oleh kaum muslimin. Dulu, 90% wilayah (bekas) Uni Soviet telah menjadi negeri Islam. Selama dua abad Moscow membayar jizyah kepada penguasa Turki. Hal itu terus berlanjut sampai tahun 1452 M. Baru ketika Tsar Ivan IV berkuasa, keadaan berubah, mereka mulai mencaplok negeri-negeri kecil yang terletak di sekitar Moscow. Satu demi satu wilayah Islam berhasil mereka kuasai.
Karena itu dunia tahu makna keberadaan pemerintahan Islam. Keberadaan pemerintahan Islam di suatu tempat akan mencabut legalitas pemerintahan di seluruh bumi dan memberikan hak bagi pemerintahan ini untuk mengarahkan dan memimpin kaum muslimin di seluruh belahan bumi. Apabila Daulah Islam telah berdiri di suatu tempat, sementara ada pemeluk Islam lain yang tidak dapat menegakkan syi’ar-syi’ar agama dan beramar ma’ruf nahi munkar di negeri kelahirannya, maka para ulama mewajibkan atasnya untuk berhijrah dari negeri kelahiranya ke negeri yang telah ditegakkan di sana pemerintahan Islam dan diterapkan pula syari’at Islam.
Bila demikian, maka keberadaan pemerintah Islam di bumi merupakan perkara yang sangat penting bagi kaum muslimin. Dan dianggap ancaman potensial oleh musuh-musuh Islam. Sebagaimana telah saya katakan bahwa kaum Yahudi bekerja cukup lama untuk mewujudkan impian mereka, khususnya pada 50 tahun terakhir sebelum negara Israil berdiri; dari tahun 1897 M sampai tahun 1947 M. Mereka bekerja secara kontinyu sampai akhirnya mereka berhasil menyingkirkan Sultan Abdul Hamid melalui persekongkolan orang-orang Masoni di Salanik tahun 1908 M. Mereka berhasil memaksakan undang-undang persamaan hak antara orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Islam. Dimana sebelum itu orang Yahudi maupun orang Nasrani diperlakukan berbeda dengan orang Islam. Maka dari itu mereka betul-betul merasa geram terhadap peraturan-peraturan itu. Mereka merasa dihina dan direndahkan karena dianggap lebih rendah tingkatannya dari kaum muslimin.
Memang kaum muslimin mempunyai hak dan kewajiban, akan tetapi itu terhadap sesamanya; tidak terhadap orang-orang Nasrani dan Yahudi. Sehingga kedudukan mereka jauh lebih tinggi dari orang-orang Nasrani dan Yahudi. Keadaan ini berjalan sampai undang-undang persamaan dimaklumatkan.
Maka dari itu mereka tahu betul, apa makna Islam , apa makna khilafah Islam dan apa makna pemerintahan Islam.
Bahkan pada masa Khalifah Umar bin Khaththab, aturan-aturan itupun berlaku terhadap mereka. Dan peraturan ini terus diberlakukan pada masa-masa Khilafah Islam atau pemerintahan Islam Turki.
Oleh karena itu, orang-orang kafir (barat) berupaya meruntuhkan Khilafah Islam dengan jalan memperalat Musthafa Kamal untuk mencapai tujuannya.
Musthafa Kamal, asal keturunannya tidak diketahui dengan jelas. Tapi sumber yang kuat mengatakan bahwa ibu Musthafa Kamal adalah seorang wanita Yahudi bernama Zubaidah. Pada masa mudanya bekerja sebagai pelayan bar di kota Salonika. Salonika adalah daerah kekuasaan Daulah Utsmaniyah yang menjadi ibu kota negeri orang-orang Yahudi. Di sana ada 120.000 orang Yahudi pada saat itu. Kota itu menjadi markas mata-mata kaum Zionis dan menjadi sarang perkumpulan-perkumpulan mereka. Ibunya menikah dengan “Ali Ridha”, namun setelah itu di antara mereka terjadi konflik (perceraian). Maka dari itu setelah Musthafa Kamal berkuasa, dia datang ke kantor catatan sipil dan menghapus silsilahnya sendiri. Dia tidak mengakui Ali Ridha sebagai bapaknya. Selanjutnya Musthafa Kamal menghapuskan pemakaian silsilah di negeri Turki. Dia berkata: “Tak seorangpun boleh menisbatkan dirinya (menyebutkan asal keturunannya) kepada bapaknya, kakeknya dan keluarganya”……Jika nama lengkap seseorang adalah Ahmad Shaleh ‘Ali (yakni Ahmad bin Muhammad bin Shaleh bin ‘Ali) maka dia harus menyebutkan namanya menjadi Ahmad Qomar, atau Ahmad Syamsu, atau Ahmad Ardhu atau Ahmad Zahrah dan lain sebagainya. Ini adalah sunah-sunah setani yang mereka ciptakan di negeri Pakistan dan negeri-negeri yang lain. Agar supaya manusia tidak mempunyai pertalian dengan kakeknya atau karib kerabatnya atau kabilahnya. Dan itu merupakan rekayasa kaum Yahudi agar mereka dapat memunculkan pemimpin-pemimpin yang tidak mempunyai silsilah keturunan. Dengan demikian mereka dapat menyusupkan anak keturunan mereka sebagai penguasa bangsa Arab.
Banyak diantara para penguasa di negeri Islam yang tidak mempunyai silsilah keturunan yang jelas. Muammar Qadafi misalnya, ketika dia berhasil merebut kekuasaan di Libya maka; orang-orang menanyakan silsilahnya: “Dari mana tuan berasal?”
“Saya dari kabilah Fulan” Jawabnya.
Tetapi setelah dikonfirmasikan dengan kabilah yang disebutkan tadi, mereka menyangkal: “Tidak, dia bukan dari kabilah kami”. Lalu dia mengaku keturunan Palestina. Maka carilah silsilahnya dalam daftar catatan nasab orang-orang Palestina!.
Abdul Nasher….nama lengkapnya adalah Jamal Abdul Nasher Husain. Siapa yang mengetahui kerabat Abdul Naseer setelah nama Husain??. Siapa yang mengetahui asal keturunannya? Di mana karib kerabatnya? Di mana familinya? Silsilahnya tidak diketahui dengan jelas. Ada yang mengatakan bahwa Abdul Nasher adalah keturunan Yahudi. Sebuah majalah yang terbit di Mesir pernah menulis bahwa nenek Jamal Abdul Nasher bernama Maryam binti Hayeem. Perempuan ini adalah Yahudi dari negeri Habasyah. Kakeknya bernama Yusuf bin Fulan (tidak diketahui dengan pasti), Yahudi Barbar, utara Afrika. Mereka pindah ke Mesir dan tinggal di daerah Mesir atas di perkampungan Bani Murrun. Melihat orang-orang yang hidup di daerah tersebut semuanya beragama Islam, maka Yusufpun masuk Islam. Dia mengganti namanya dengan Husain oleh karena orang-orang di sana menyukai cucu Nabi saw. Hasan dan Husain. Husain (Yusuf) mempunyai anak lelaki bernama Abdul Nasher. Abdul Nasher mempunyai anak laki-laki bernama Jamal. Jamal Abdul Nasher masuk dinas ketentaraan. Pangkatnya makin lama makin tinggi dan akhirnya menduduki jabatan Presiden Mesir. Boleh jadi sumber berita ini tidak benar dan boleh jadi benar. Tapi yang jelas orang-orang Yahudi bermaksud memunculkan pemimpin yang silsilahnya terputus.
Orang-orang Yahudi selalu berhubungan dengan Musthafa Kamal. Mereka mendidik dan mengkadernya di club-club Masonisme yang ada di kota Salonika. Kemudian ketika Musthafa Kamal menjadi salah satu panglima pasukan Turki ke IV di front Palestina, Jendral Allenby, panglima pasukan Inggris mengadakan kontak rahasia dengan Musthafa Kamal. Allenby meminta Musthafa Kamal supaya memberikan jalan masuk bagi pasukan Inggris, sehingga mereka bisa memukul daerah pertahanan belakang pasukan Turki ke IV, sebagai imbalannya, mereka akan menyerahkan Turki kepadanya apabila pasukan sekutu menang dalam perang.
Setelah kembali di Turki Musthafa Kamal memimpin pasukannya melawan tentara sekutu. Dia berhasil memukul mundur pasukan Yunani (yang bergabung dengan pihak sekutu) dan mengalahkan mereka di wilayah Azmir, Ankara dan Sicoria. Tapi semua itu sandiwara yang dibuatnya dengan pihak Inggris untuk mengelabui rakyat Turki agar mereka menganggapnya sebagai pahlawan penyelamat. Sehingga para penyair menyanjung-nyanjung nama Musthafa Kamal. Antara lain, syair tulisan Ahmad Syauqi:
Allahu Akbar, alangkah banyak keajaiban yang terjadi dalam kemenangan ini //.
Wahai Khalid Turki, lanjutkan kembali Khalid Arab //.
Mereka membuat beberapa sandiwara peperangan untuk mengangkat (mengorbitkan) nama Musthafa Kamal sebagai pahlawan, tetapi pada saat yang sama mereka menjatuhkan nama Khalifah di mata rakyat. Mereka bertempur tetapi tidak ada peluru dan mesiu yang ditembakkan pihak sekutu. Musthafa Kamal berhasil mendesak pasukan Sekutu mundur dari wilayah Turki. Kemenangan (sandiwara) ini disambut oleh rakyat Turki, dan menyanjung nama Musthafa Kamal serta menganggapnya sebagai pahlawan penyelamat.
Kekalahan-kekalahan yang diderita oleh pasukan Turki dari pihak sekutu sebelum itu membuat rakyat Turki tidak lagi percaya pada Khalifah. Maka Inggris memanfaatkan moment ini -yakni kemenangan-kemenangan yang dicapai oleh Musthafa Kamal melalui sandiwara- untuk menjatuhkan Sultan Abdul Hamid II. Duta Inggris mengeluarkan berbagai pernyataan yang ditujukan kepada bangsa Turki supaya mereka mematuhi khalifahnya, seolah-olah mereka berdiri dipihak Sultan dan bermusuhan dengan Musthafa Kamal. Maka bertambahlah kebencian rakyat Turki kepada Sultan dan bertambahlah kecintaan mereka terhadap pahlawan yang memerangi Sekutu. Mereka menuduh Sultan sebagai antek Sekutu, maka dari itu mereka mendukung perjuangan Musthafa Kamal. Akhirnya Musthafa Kamal menjadi orang yang kuat di Turki.
Musthafa Kamal memproklamirkan berdirinya negara Republik Turki dan menghapuskan Khilafah. Maka jatuhlah Khilafah Islam pada tanggal 3 Maret 1924 M.
Wallahu A'lam
Pasukan Turki pernah masuk sampai ke negeri Austria…. Sampai sekarang ada salah satu jalan di kota Wiena yang bernama Thabur (artinya berbaris). Di jalan tersebut, pasukan Turki dahulu berbaris setelah manaklukkan kota Wiena. Bahkan mereka hampir memasuki kota Leningrad (dahulu bernama Pietersburg). Andaikan saja bukan karena kelengahan Panglima Pasukan Turki, yang berhasil diperdaya oleh permaisuri Pieters the Great untuk tidak memasuki kota tersebut, maka Leningrad pasti dapat dikuasai oleh kaum muslimin. Dulu, 90% wilayah (bekas) Uni Soviet telah menjadi negeri Islam. Selama dua abad Moscow membayar jizyah kepada penguasa Turki. Hal itu terus berlanjut sampai tahun 1452 M. Baru ketika Tsar Ivan IV berkuasa, keadaan berubah, mereka mulai mencaplok negeri-negeri kecil yang terletak di sekitar Moscow. Satu demi satu wilayah Islam berhasil mereka kuasai.
Karena itu dunia tahu makna keberadaan pemerintahan Islam. Keberadaan pemerintahan Islam di suatu tempat akan mencabut legalitas pemerintahan di seluruh bumi dan memberikan hak bagi pemerintahan ini untuk mengarahkan dan memimpin kaum muslimin di seluruh belahan bumi. Apabila Daulah Islam telah berdiri di suatu tempat, sementara ada pemeluk Islam lain yang tidak dapat menegakkan syi’ar-syi’ar agama dan beramar ma’ruf nahi munkar di negeri kelahirannya, maka para ulama mewajibkan atasnya untuk berhijrah dari negeri kelahiranya ke negeri yang telah ditegakkan di sana pemerintahan Islam dan diterapkan pula syari’at Islam.
Bila demikian, maka keberadaan pemerintah Islam di bumi merupakan perkara yang sangat penting bagi kaum muslimin. Dan dianggap ancaman potensial oleh musuh-musuh Islam. Sebagaimana telah saya katakan bahwa kaum Yahudi bekerja cukup lama untuk mewujudkan impian mereka, khususnya pada 50 tahun terakhir sebelum negara Israil berdiri; dari tahun 1897 M sampai tahun 1947 M. Mereka bekerja secara kontinyu sampai akhirnya mereka berhasil menyingkirkan Sultan Abdul Hamid melalui persekongkolan orang-orang Masoni di Salanik tahun 1908 M. Mereka berhasil memaksakan undang-undang persamaan hak antara orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Islam. Dimana sebelum itu orang Yahudi maupun orang Nasrani diperlakukan berbeda dengan orang Islam. Maka dari itu mereka betul-betul merasa geram terhadap peraturan-peraturan itu. Mereka merasa dihina dan direndahkan karena dianggap lebih rendah tingkatannya dari kaum muslimin.
Memang kaum muslimin mempunyai hak dan kewajiban, akan tetapi itu terhadap sesamanya; tidak terhadap orang-orang Nasrani dan Yahudi. Sehingga kedudukan mereka jauh lebih tinggi dari orang-orang Nasrani dan Yahudi. Keadaan ini berjalan sampai undang-undang persamaan dimaklumatkan.
Maka dari itu mereka tahu betul, apa makna Islam , apa makna khilafah Islam dan apa makna pemerintahan Islam.
Bahkan pada masa Khalifah Umar bin Khaththab, aturan-aturan itupun berlaku terhadap mereka. Dan peraturan ini terus diberlakukan pada masa-masa Khilafah Islam atau pemerintahan Islam Turki.
Oleh karena itu, orang-orang kafir (barat) berupaya meruntuhkan Khilafah Islam dengan jalan memperalat Musthafa Kamal untuk mencapai tujuannya.
Musthafa Kamal, asal keturunannya tidak diketahui dengan jelas. Tapi sumber yang kuat mengatakan bahwa ibu Musthafa Kamal adalah seorang wanita Yahudi bernama Zubaidah. Pada masa mudanya bekerja sebagai pelayan bar di kota Salonika. Salonika adalah daerah kekuasaan Daulah Utsmaniyah yang menjadi ibu kota negeri orang-orang Yahudi. Di sana ada 120.000 orang Yahudi pada saat itu. Kota itu menjadi markas mata-mata kaum Zionis dan menjadi sarang perkumpulan-perkumpulan mereka. Ibunya menikah dengan “Ali Ridha”, namun setelah itu di antara mereka terjadi konflik (perceraian). Maka dari itu setelah Musthafa Kamal berkuasa, dia datang ke kantor catatan sipil dan menghapus silsilahnya sendiri. Dia tidak mengakui Ali Ridha sebagai bapaknya. Selanjutnya Musthafa Kamal menghapuskan pemakaian silsilah di negeri Turki. Dia berkata: “Tak seorangpun boleh menisbatkan dirinya (menyebutkan asal keturunannya) kepada bapaknya, kakeknya dan keluarganya”……Jika nama lengkap seseorang adalah Ahmad Shaleh ‘Ali (yakni Ahmad bin Muhammad bin Shaleh bin ‘Ali) maka dia harus menyebutkan namanya menjadi Ahmad Qomar, atau Ahmad Syamsu, atau Ahmad Ardhu atau Ahmad Zahrah dan lain sebagainya. Ini adalah sunah-sunah setani yang mereka ciptakan di negeri Pakistan dan negeri-negeri yang lain. Agar supaya manusia tidak mempunyai pertalian dengan kakeknya atau karib kerabatnya atau kabilahnya. Dan itu merupakan rekayasa kaum Yahudi agar mereka dapat memunculkan pemimpin-pemimpin yang tidak mempunyai silsilah keturunan. Dengan demikian mereka dapat menyusupkan anak keturunan mereka sebagai penguasa bangsa Arab.
Banyak diantara para penguasa di negeri Islam yang tidak mempunyai silsilah keturunan yang jelas. Muammar Qadafi misalnya, ketika dia berhasil merebut kekuasaan di Libya maka; orang-orang menanyakan silsilahnya: “Dari mana tuan berasal?”
“Saya dari kabilah Fulan” Jawabnya.
Tetapi setelah dikonfirmasikan dengan kabilah yang disebutkan tadi, mereka menyangkal: “Tidak, dia bukan dari kabilah kami”. Lalu dia mengaku keturunan Palestina. Maka carilah silsilahnya dalam daftar catatan nasab orang-orang Palestina!.
Abdul Nasher….nama lengkapnya adalah Jamal Abdul Nasher Husain. Siapa yang mengetahui kerabat Abdul Naseer setelah nama Husain??. Siapa yang mengetahui asal keturunannya? Di mana karib kerabatnya? Di mana familinya? Silsilahnya tidak diketahui dengan jelas. Ada yang mengatakan bahwa Abdul Nasher adalah keturunan Yahudi. Sebuah majalah yang terbit di Mesir pernah menulis bahwa nenek Jamal Abdul Nasher bernama Maryam binti Hayeem. Perempuan ini adalah Yahudi dari negeri Habasyah. Kakeknya bernama Yusuf bin Fulan (tidak diketahui dengan pasti), Yahudi Barbar, utara Afrika. Mereka pindah ke Mesir dan tinggal di daerah Mesir atas di perkampungan Bani Murrun. Melihat orang-orang yang hidup di daerah tersebut semuanya beragama Islam, maka Yusufpun masuk Islam. Dia mengganti namanya dengan Husain oleh karena orang-orang di sana menyukai cucu Nabi saw. Hasan dan Husain. Husain (Yusuf) mempunyai anak lelaki bernama Abdul Nasher. Abdul Nasher mempunyai anak laki-laki bernama Jamal. Jamal Abdul Nasher masuk dinas ketentaraan. Pangkatnya makin lama makin tinggi dan akhirnya menduduki jabatan Presiden Mesir. Boleh jadi sumber berita ini tidak benar dan boleh jadi benar. Tapi yang jelas orang-orang Yahudi bermaksud memunculkan pemimpin yang silsilahnya terputus.
Orang-orang Yahudi selalu berhubungan dengan Musthafa Kamal. Mereka mendidik dan mengkadernya di club-club Masonisme yang ada di kota Salonika. Kemudian ketika Musthafa Kamal menjadi salah satu panglima pasukan Turki ke IV di front Palestina, Jendral Allenby, panglima pasukan Inggris mengadakan kontak rahasia dengan Musthafa Kamal. Allenby meminta Musthafa Kamal supaya memberikan jalan masuk bagi pasukan Inggris, sehingga mereka bisa memukul daerah pertahanan belakang pasukan Turki ke IV, sebagai imbalannya, mereka akan menyerahkan Turki kepadanya apabila pasukan sekutu menang dalam perang.
Setelah kembali di Turki Musthafa Kamal memimpin pasukannya melawan tentara sekutu. Dia berhasil memukul mundur pasukan Yunani (yang bergabung dengan pihak sekutu) dan mengalahkan mereka di wilayah Azmir, Ankara dan Sicoria. Tapi semua itu sandiwara yang dibuatnya dengan pihak Inggris untuk mengelabui rakyat Turki agar mereka menganggapnya sebagai pahlawan penyelamat. Sehingga para penyair menyanjung-nyanjung nama Musthafa Kamal. Antara lain, syair tulisan Ahmad Syauqi:
Allahu Akbar, alangkah banyak keajaiban yang terjadi dalam kemenangan ini //.
Wahai Khalid Turki, lanjutkan kembali Khalid Arab //.
Mereka membuat beberapa sandiwara peperangan untuk mengangkat (mengorbitkan) nama Musthafa Kamal sebagai pahlawan, tetapi pada saat yang sama mereka menjatuhkan nama Khalifah di mata rakyat. Mereka bertempur tetapi tidak ada peluru dan mesiu yang ditembakkan pihak sekutu. Musthafa Kamal berhasil mendesak pasukan Sekutu mundur dari wilayah Turki. Kemenangan (sandiwara) ini disambut oleh rakyat Turki, dan menyanjung nama Musthafa Kamal serta menganggapnya sebagai pahlawan penyelamat.
Kekalahan-kekalahan yang diderita oleh pasukan Turki dari pihak sekutu sebelum itu membuat rakyat Turki tidak lagi percaya pada Khalifah. Maka Inggris memanfaatkan moment ini -yakni kemenangan-kemenangan yang dicapai oleh Musthafa Kamal melalui sandiwara- untuk menjatuhkan Sultan Abdul Hamid II. Duta Inggris mengeluarkan berbagai pernyataan yang ditujukan kepada bangsa Turki supaya mereka mematuhi khalifahnya, seolah-olah mereka berdiri dipihak Sultan dan bermusuhan dengan Musthafa Kamal. Maka bertambahlah kebencian rakyat Turki kepada Sultan dan bertambahlah kecintaan mereka terhadap pahlawan yang memerangi Sekutu. Mereka menuduh Sultan sebagai antek Sekutu, maka dari itu mereka mendukung perjuangan Musthafa Kamal. Akhirnya Musthafa Kamal menjadi orang yang kuat di Turki.
Musthafa Kamal memproklamirkan berdirinya negara Republik Turki dan menghapuskan Khilafah. Maka jatuhlah Khilafah Islam pada tanggal 3 Maret 1924 M.
Wallahu A'lam