Seni Perang ala Sun Tzu


Senjata paling ampuh dalam sebuah perang adalah Strategi, dan banyak jenderal ternyata mengandalkan strategi perangnya pada buku Seni Berperang karya Sun Tzu, yang ditulis kira-kira 2500 tahun yang lampau.


Strategi Sun Tzu digunakan oleh Genghis Khan di abad ke 13 dalam menaklukkan wilayah kekuasaannya mulai dari Mongol, China, Siberia hingga mendekati Eropa. Napoleon di masa muda membaca dan mempelajari buku itu dari para rahib Jesuit yang menterjemahkannya dari bahasa China di tahun 1782. Cara berpikir dan bertindak Mao Tse Tung juga sangat dipengaruhi strategi Sun Tzu, seperti terlihat dalam buku Merah Mao. Hitler juga mempelajari strategi Sun Tzu, dan menggunakannya saat merebut Polandia dalam operasi ‘Blitzkrieg’ yang berlangsung2 minggu. Di tahun 1991, dalam operasi Desert Storm dan Desert Shield di kawasan Teluk, setiap anggota Marinir Amerika memiliki dan mempelajari buku strategi perang Sun Tzu. Strategi itu terbukti tetap relevan walau telah melewati rentang waktu 25 abad…

Dan inilah saya persembahkan Kitab Asli seni berperang Sun Tzu! Terjemahan asli dari bahasa Tiongkok

SENI BERPERANG oleh : Sun Tzu

13 bab Strategi militer klasik 1. Kalkulasi 2. Perencanaan 3. Strategi 4. Kekuatan pertahanan 5. Formasi 6. Kekuatan dan kelemahan 7. Manuver 8. Sembilan varuiasi 9. Mobilitas 10. Tanah lapang 11. Sembilan situasi klasik 12. Menyerang dengan api 13. Intelijen




Isi Tiap Bab.


I. Kalkulasi “Perang adalah urusan vital bagi negara; jalan menuju kelangsungan hidup atau kehancuran. Oleh karena itu, mempelajari perang secara seksama adalah suatu keharusan;”

Lima hal yang harus dipertimbangkan dalam mempelajari peperangan :1. Alasan moral : keyakinan rakyat dan kepentingan negara untuk tujuan bersama.2. Alam : cuaca, iklim, waktu.3. Situasi : jarak, sifat alami, kondisi fisik.4. Kepemimpimnan : kebijaksanaan, kepercayaan diri, keberanian, belas kasihan.5. Disiplin : imbalan, ancaman, hukuman, logistik.

Tujuh aspek dan fakta kalkulasi :Untuk memulai perang setidaknya panglima harus memperhatikan beberapa fakta dilapangan seperti dibawah ini.1. Siapa yang dapat mempersatukan rakyat dan angkatan bersenjata2. Siapa yang memilki komandan yang lebih baik3. Siapa yang mampu memanfaatkan iklim dan keadaan suatu daerah?4. Siapa yang dapat memberi perintah dan disiplin yang lebih baik?5. Pasukan mana yang lebih tangguh?6. Anggota pasukan mana yang lebih terlatih?7. Siapa yang memiliki sistem imbalan dan ancaman hukuman yang lebih adil?Jika kita lebih mampu memenuhi semua faktor diatas melebihi musuh, maka kemungkinan menang kita diatas musuh, sangat wajar untuk memulai peperangan.

Jika faktor diatas kertas saja tidak mampu meyakinkan panglima untuk menang bagaimana dia dapat meyakinkan rakyat dan prajuritnya bahwa mereka semua akan berperang dan menang! Jika tidak yakin menang untuk apa memulai perang! 

Tipu muslihat : perang dipenuhi oleh tipu muslihat dalam bentuk strategi, siapapun yang tidak mampu berstrategi dan tidak cakap dalam menggunakan tipu muslihat, tidak akan menang dalam perang apapun.

1. Yang mampu harus berpura-pura tidak mampu2. Tampillah seolah-olah tak ada apa-apa padahal sedang mengaktifkan kekuatan.3. Bila ingin menyerbu sasaran terdekat, seolah-olah sedang ingin menyerbu yang lebih jauh.4. Bila ingin menyerbu daerah yang lebih jauh , seakan-akan ingin menyerbu daerah yang terdekat.

Eksploitasi : Gunakan negaramu, ekonomimu, tentaramu dan segala daya upayamu untuk mengalahkan dan melemahkan musuhmu!1. Pancing musuh dengan umpan yang kecil, lalu hancurkanlah setelah menyebarkan operselisihan diantara angkatan bersenjata.2. Waspada musuh senantiasa siap siaga dan tanpa kelemahan.3. Langkah mundur jika musuh kuat4. Berpura-pura lemah sehingga musuh dikuasai rasa puas diri.5. Sebar perselisihan jika kekuatan musuh bersatu padu.6. Serang saat musuh tidak siap siaga.

Pertimbangan :1. Kekuatan dan kelemahan pasukan diri dan musuh2. Perencanaan yang cermat.

II. Perencanaan

Waktu adalah uang :- Perbekalan- Pengeluaran harian

Hindari pertempuaran yang berlarut :- Moral jadi turun- Biaya yang boros- Tidak aman dan rentan kalah

Bertempurlah agar cepat menangManfaatkalah sumber-sumber kekuatan musuh :Misal : bekal rampasan musuh- Pancing amarah musuh- Bangkitkan motivasi untuk membunuh- Rangsang untuk merampas harta kekuatan musuh

Taktik jitu menentukan nasib sebuah bangsa :- Perang cepat negara aman-Perang berlarut larut, persediaan negara habis, ekonomi ambruk, motivasi tentara jatuh.

III. Strategi

Perbandingan jika pasukan kita berhadapan dengan musuh :Jika pasukan kita 10 : 1 dari musuh= kepung dan serangJika pasukan kita 5 : 1 dari musuh= pecahkan dan bagilah musuh lalu serangJika pasukan kita 2 : 1 dari musuh= menyerang 2 arahJika pasukan kita 1 : 1 dari musuh= dahului perangMusuh sedikit lebih besar bertahan.Musuh lebih besar berkelit dari serangan.Musuh jauh lebih besar, mundur.

Kepemimpinan:1. Panglima bagaikan pilar negara2. Cakap berperang menjadi negara kuat3. Bukan pejuang yang baik negara menjadi lemah

Penguasa akan membahayakan angkatan bersenjata :1. Memerintahkan maju / mundur saat waktu yang tidak tepat2. Tak bisa memperlakukan kemiliteran tanpa tahu militer itu sendiri3. Mengambil alih komando tanpa paham strategi militer.

Lima cara untuk menang :1. Tahu saat perang dan tidak berperang2. Tahu memanfaatkan kekuatan pasukan3. Rebut simpati dan dukungan rakyat4. Tunggu untuk antisipasi yang belum siap5. Perwira cakap menjadi komandan yang tanpa campur tangan pemerintah.

Mengenal lawan dan diri sendiri :1. Tahu kekuatan sendiri dan musush utuk mampu masuk dalam peperangan tanpa ancaman bahaya2. Tahu kekuatan sendiri dan tak tahu kekuatan musuh memberikan kesempatan menang hanya separonya.3. Tak tahu kekuatan sendiri dan musuh akan kalah.

IV. Kekuatan pertahanan

Alasan menyusun strategi :1. Kita harus berjuang keras agar tidak kalah2. Musuh yang harus terlebih dahulu membuat kesalahan besar baru kita mengalahkannya.3. Kita tak bisa bilang kita tak akan kalah tapi kita tak bisa memastikan musuh akan membuat kesalahan sehingga kita meraih kemenangan, orang bisa tahu cara untuk menang tapi tidak bisa memastikan akan memperoleh kemenangan. 4. Yang merasa tidak yakin menang akan bertahan5. Yang merasa akan menang maka menyeranglah6. Meraka yang cakap dalam bertahan seolah-olah tak tampak oleh musuh7. Mereka yang calak dalam hal bertahan akan menang bila tiba saatnya untuk menyerang.

Menang tanpa air mata :1. Ahli taktik akan tetap bertahan dalam keadaan aman.2. Tak pernah lewatkan kesempatan hancurkan musuh.3. Yang ingin menang harus terlebih dahulu menciptakan kemenangan.

Pahlawan yang benar-benar sejati tidak pernah membanggakan kecakapan atau keberanian mereka.

Mereka menang karena memiliki rasa percaya diri serta kemampuan untuk tetap pada posisi yang aman

Mengatur posisi :

1. Ahli tatik mempunyai sasaran-sasaran jelas dan disiplin yang ketat dalam pasukan.2. Ahli taktik cakap :a. Ukur jarakb. Memperkirakan ongkosc. Memepelajari kekuatand. Memperhitungkan kesempatane. Merencakan kemenangan.

V. Formasi

Penyergapan tiba-tiba, konfrontasi langsung :1. Atur pasukan (organisasi) besar dan kecil2. Komando (Komunikasi) pasukan besar dan kecil3. Pasukan besar.

Hakikat kejutan :1. Perang adalah konfrontasi lansung2. Pasukan yang melakukan kejutan akan menang

Serangan tiba-tiba dan kofrontasi langsung ada dalam peperangan, kombinasi kedunya membuat suatu variasi perang.

Kesiagaan

Gerakan.

VI. Kekuatan dan kelemahan

Inisiatif :1. Pasukan pertama mengambil posisi yang fleksibel2. Pasukan akhir ikut perang walau dalam keadaan kelelahan3. Perwira melakukan gertakan mental4. Umpan untuk mencapai tujuan yang dimaksud5. Gertakan ke musuh6. Ganggu musuh

Mengacaukan musuh :1. Buat kegaduhan (kacaukan perhatian)2. Serang satu arah

Ibarat air :1. Tinggi ke rendah, menghindari musuh yang kuat tapi serang yang lemah2. Ikut bentuk yang dilalui . Rencana berubah sesuai perubahan kubu musuh.3. Tidak dominan pada suatu perubahan, ubah strategi sesuai perubahan pihak musuh.

VII. Manuver

Dari keterbatasan ke keuntungan ;1. Strategi yang baik adalah lebih dahulu mencapai garis depan untuk menempati posisi yang menguntungkan lalu hancurkan musuh.2. Atur jalan pintas3. Hitung seksama keterbatasan menjadi keuntungan.4. Sekalipun dalam keadaan yang prima tetap dalam keadaan yang waspada.

Keuntungan dan kerugian dalam manuver dan mobilitas:1. Amankan perbekalan2. Pasukan yang lincah maju terus tanpa istirahat3. Organisir pasukan4. Negara netral tidak boleh masuk dalam persekutuan 5. Jangan berperang yang belum pernah kita tahu kondisinya6. Manfaatkan orang asli wilayah sebagai pemandu arah

Angin, hutan, api, dan gunung :1. Serang saat waktu yang tepat2. Jadikan Manuver pasukan yang efektif Angin – cepat bagai tiupan angin Hutan – tenang sesunyi hutan Api – ganas bagai amukan api Gunung – tahankan diri bagai gunung Kegelapan – sembunyi tak tembus Kilat – serangan tiba-tiba 

VIII. Sembilan variasi

1. Jangan sekali-kali mencari perlindungan disuatu wilayah yang tidak aman2. Jangan mengabaikan basa-basi diplomasi dalam meminta simpati suatu negara.3. Jangan menunda suatu perjalanan pada saat suatu gerakan justru sulit dilakukan.4. Dalam situasi penuh bahaya , merencanakan untuk meloloskan diri secepat mungkin.5. Saat situasi sulit, bertempurlah sampai titik darah penghabisan 6. Ada rute perjalanan yang harus dihindari dan dipintasi agar dapat mengubah keadaan yang serba terbatas untuk memberikan peluang yang besar.7. Biarkan musuh meloloskan diri sebagian walau punya kemampuan mengejar, pikirkan serangan berikutnya.8. Untuk menghancurkan angkatan bersenjata, jangan terperdaya dengan kemudahan merebut kota.9. jika perintah penguasa negara tidak mendukung kemajuan perang yang sedang berlangsung maka abaikan saja.

Kelemahan umum seorang komandan :1. Saat sembarangan mudah dibunuh2. Saat takut mudah ditangkap3. Saat marah mudah dihasut4. Saat sensitif mudah merasa hina5. Saat emosional mudah gelisah

Akhir cerita panglima :1. Bertempur untuk mati biasanya mati2. Takut mati biasanya tertangkap3. Tidak sabar biasanya mudah marah dan terima ejekan4. Merasa terhormat biasanya menerima segala hal yang merendahkan5. Terlalu baik hati biasanya terus menghadapi masalah.


IX. Mobilitas

Penyebaran :1. Ketika bergerak maju, jangan melalui punggung gunung / bukit tapi lewat lembah2. Naik dataran yang lebih tinggi untuk tahu posisi yang paling menguntungkan menyerang dan bertahan.3. Jika musuh di dataran yang lebih tinggi, jangan sekali-kali melayani/mendahului serangan.4. Segera seberangi sungai, jadi musuh tidak ambil kesempatan – jangan serang musuh saat musuh di sungai – seranglah musuh saat baru menapakkan kaki di daratan ketika separo kekuatan ada di sungai. 5. Dataran lebih tinggi lebih baik daripada sungai.6. Jangan menyerang musuh dihulu sungai.7. Bial bertempur ditempat berawa, tetaplah bertahan dekat dengan tepi rawa yang berumput.8. Lebih bagus lagi bila dibelakang pasukanmu terdapat pepohonan , ini strategi untuk bertempur didaerah rawa.9. Pertempuran di tanah datar, maka letakkanlah ditanah yang datar.

Strategi perang :1. Jika pasukan musuh tampil tenang dan mantap berarti yakin akan posisi strategis dan kekuatan yang dimilikinya.2. Jika pasukan musuh menantang, mereka sangat cemas gerak maju lawan.3. Jika musuh pada posisi datar yang tidak menguntungkan berarti melakukan jebakan.

X. Tanah lapang/Medan

Tipe tanah lapang/medan pertempuran:1. Mudah dilalui2. Sulit dilalui3. Netral : sama-sama sulit menyerang4. Sempit5. Berbahaya6. Jangkaun jauh.

Bahaya yang dilakukan oleh pemimpin militer :1. Sulit meloloskan diri.2. Pembangkangan perintah dari bawahan3. Guncangan4. Kehancuran5. Kekacauan6. Gerakan mundur.

Panglima yang cakap merupakan aset yang paling berharga .- Panglima wajib memerintahkan perang jika yakin pasukannya akan menang.- Jika yakin akan kalah, jangan ikuti perintah penguasa untuk perang.

XI. Sembilan situasi klasik

1. Biasa-biasa – berada di wilayah sendiri.2. Sederhana – wilayah musuh3. Kritis – posisi yang sama-sama punya 2 pihak.4. Terbuka – wilayah yang dapat dimiliki 2 pihak5. Memegang komando – untuk merebut posisi strategis, komando semua daerah.6. Serius – di dalam wilayah musuh7. Berbahaya – wilayah yang tidak aman dan sukar8. Sulit – wilayah yang merupakan jalur masuk dan keluar9. Putus asa – terpojok

Keprajuritan yang cakap :1. Paham hubungan internasional dalam hal diplomasi2. Paham keadaan alam, gunung, rawa dan lainnya.3. Paham dapat pemandu dari penduduk sekitar.

Ular dari gunung Chang :1. Diserang kepala ekor melawan2. Diserang ekor kepala melawan3. Diserang tengahnya kepala dan ekor melawan.

XII. Menyerang dengan api

Lima serangan ganas :1. Bakar pasukan musuh2. Rebut atau hancurkan perbekalan mereka3. Sarana transportasi diganggu4. Gudang senjata dihancurkan5. Jalur perbekalan di rusak.

Serang saat musim panas dan kering atau malam hari ketika angin berhembus kencang.

Bergerak dari kesempatan yang menguntungkan :1. Menyerang jika yakin menang.2. Penguasa tidak menyatakan perang karena rasa marah3. Komandan menyatakan perang bukan karena rasa dengki4. Berperang jika punya tujuan yang pasti

XIII. Intelijen

Jenis mata-mata :1. Penduduk setempat lawan2. Perwira militer dalam dewan istana3. Mata-mata yang beralih haluan tetapi dapat dibeli4. Mata-mata pembawa kematian – tawanan yang diinterogai5. Mata-mata pembawa kepastian – membawa informasi dengan selamat

Upah yang besar bagi mata-mata

Rahasia

Info dari mata-mata dianalisa

Bidang intelijen merupakan kegiatan yang paling penting dalam peperangan sebab tidaklah akan tersusun suatu rencana perang yang efektif tanpa informasi dari musuh.




semoga materi ini bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi para ahlut tawhid dan mujahidin

The Miracle of Iron


Iron is one of the elements highlighted in the Quran. In the chapter known Al-Hadeed, meaning Iron, we are informed:

“And We also sent down iron in which there lies great force and which has many uses for mankind…” (Quran 57:25)

The word “anzalna,” translated as "sent down" and used for iron in the verse, could be thought of having a metaphorical meaning to explain that iron has been given to benefit people. But, when we take into consideration the literal meaning of the word, which is, "being physically sent down from the sky, as this word usage had not been employed in the Quran except literally, like the descending of the rain or revelation, we realize that this verse implies a very significant scientific miracle. Because, modern astronomical findings have disclosed that the iron found in our world has come from giant stars in outer space.

Not only the iron on earth, but also the iron in the entire Solar System, comes from outer space, since the temperature in the Sun is inadequate for the formation of iron. The sun has a surface temperature of 6,000 degrees Celsius, and a core temperature of approximately 20 million degrees. Iron can only be produced in much larger stars than the Sun, where the temperature reaches a few hundred million degrees. When the amount of iron exceeds a certain level in a star, the star can no longer accommodate it, and it eventually explodes in what is called a "nova" or a "supernova." These explosions make it possible for iron to be given off into space.



One scientific source provides the following information on this subject:

“There is also evidence for older supernova events: Enhanced levels of iron-60 in deep-sea sediments have been interpreted as indications that a supernova explosion occurred within 90 light-years of the sun about 5 million years ago. Iron-60 is a radioactive isotope of iron, formed in supernova explosions, which decays with a half life of 1.5 million years. An enhanced presence of this isotope in a geologic layer indicates the recent nucleosynthesis of elements nearby in space and their subsequent transport to the earth (perhaps as part of dust grains).”

All this shows that iron did not form on the Earth, but was carried from Supernovas, and was "sent down," as stated in the verse. It is clear that this fact could not have been known in the 7th century, when the Quran was revealed. Nevertheless, this fact is related in the Quran, the Word of God, Who encompasses all things in His infinite knowledge.

The fact that the verse specifically mentions iron is quite astounding, considering that these discoveries were made at the end of the 20th century. In his book Nature’s Destiny, the well-known microbiologist Michael Denton emphasizes the importance of iron:

“Of all the metals there is none more essential to life than iron. It is the accumulation of iron in the center of a star which triggers a supernova explosion and the subsequent scattering of the vital atoms of life throughout the cosmos. It was the drawing by gravity of iron atoms to the center of the primeval earth that generated the heat which caused the initial chemical differentiation of the earth, the outgassing of the early atmosphere, and ultimately the formation of the hydrosphere. It is molten iron in the center of the earth which, acting like a gigantic dynamo, generates the earth’s magnetic field, which in turn creates the Van Allen radiation belts that shield the earth’s surface from destructive high-energy-penetrating cosmic radiation and preserve the crucial ozone layer from cosmic ray destruction…

“Without the iron atom, there would be no carbon-based life in the cosmos; no supernovae, no heating of the primitive earth, no atmosphere or hydrosphere. There would be no protective magnetic field, no Van Allen radiation belts, no ozone layer, no metal to make hemoglobin [in human blood], no metal to tame the reactivity of oxygen, and no oxidative metabolism.

“The intriguing and intimate relationship between life and iron, between the red color of blood and the dying of some distant star, not only indicates the relevance of metals to biology but also the biocentricity of the cosmos…”

This account clearly indicates the importance of the iron atom. The fact that particular attention is drawn to iron in the Quran also emphasizes the importance of the element. 

Moreover, iron oxide particles were used in a cancer treatment in recent months and positive developments were observed. A team led by Dr. Andreas Jordan, at the world famous Charité Hospital in Germany, succeeded in destroying cancer cells with this new technique developed for the treatment of cancer—magnetic fluid hyperthermia (high temperature magnetic liquid). As a result of this technique, first performed on the 26-year-old Nikolaus H., no new cancer cells were observed in the patient in the following three months.

This method of treatment can be summarized as follows:

1. A liquid containing iron oxide particles is injected into the tumour by means of a special syringe. These particles spread throughout the tumour cells. This liquid consists of thousands of millions of particles, 1,000 times smaller than the red blood corpuscles, of iron oxide in 1 cm3 that can easily flow through all blood vessels. 

2. The patient is then placed in a machine with a powerful magnetic field.

3. This magnetic field, applied externally, begins to set the iron particles in the tumour in motion. During this time the temperature in the tumour containing the iron oxide particles rises by up to 45 degrees.

4. In a few minutes the cancer cells, unable to protect themselves from the heat, are either weakened or destroyed. The tumour may then be completely eradicated with subsequent chemotherapy.

In this treatment it is only the cancer cells that are affected by the magnetic field, since only they contain the iron oxide particles. The spread of this technique is a major development in the treatment of this potentially lethal disease. Iron has also been found to be a cure for people suffering from anemia. In the treatment of such a widespread diseases, the use of the expression “iron in which there lies great force and which has many uses for mankind” (Quran, 57:25) in the Quran is particularly noteworthy. Indeed, in that verse, the Quran may be indicating the benefits of iron even for human health. 

(ALLAH(swt) knows best.

Predictions of Prophet Muhammad Saw pbuh & Quran

Ar-Rum
بسم الله الرحمن الرحيم
Alif, Lam, Meem. (1) The Byzantines have been defeated (2) In the nearest land. But they, after their defeat, will overcome. (3) Within three to nine years. To Allah belongs the command before and after. And that day the believers will rejoice (4) In the victory of Allah. He gives victory to whom He wills, and He is the Exalted in Might, the Merciful. (5)[It is] the promise of Allah. Allah does not fail in His promise, but most of the people do not know. (6) They know what is apparent of the worldly life, but they, of the Hereafter, are unaware. (7)
سورة الروم
بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ 
الم ﴿١﴾ غُلِبَتِ الرُّومُ ﴿٢﴾ فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُم مِّن بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ ﴿٣﴾ فِي بِضْعِ سِنِينَ ۗ لِلَّـهِ الْأَمْرُ مِن قَبْلُ وَمِن بَعْدُ ۚ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ ﴿٤﴾ بِنَصْرِ اللَّـهِ ۚ يَنصُرُ مَن يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ ﴿وَعْدَ اللَّـهِ ۖ لَا يُخْلِفُ اللَّـهُ وَعْدَهُ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٦﴾ يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ ﴿٧٥﴾



BYZANTINE EMPIRE’S VICTORY

An astonishing prediction is found in the first verses of Surat ar-Rum, which refers to the Byzantine Empire, the eastern part of the later Roman Empire: The Byzantine Empire, which had met with a great defeat, would soon gain victory.

Alif, Lam, Mim. The Romans have been defeated in the lowest land, but after their defeat they will be victorious within three to nine years. The affair is Allah’s from beginning to end. On that day, the believers will rejoice. (Qur’an, 30:1-4)

These verses were revealed around 620, almost 7 years after the idolatrous Persians had severely defeated Christian Byzantium in 613-14. In fact, Byzantium had suffered such heavy losses that it seemed impossible for it even to survive, let alone be victorious again. Following their defeat of the Byzantines at Antioch in 613, the Persians seized control of Damascus, Cilicia, Tarsus, Armenia, and Jerusalem. The loss of Jerusalem in 614 was particularly traumatic for the Byzantines, for the Church of the Holy Sepulchre was destroyed and the Persians seized the “True Cross,” the symbol of Christianity.

In addition, the Avars, Slavs, and Lombards also were posing serious threats to the Byzantine Empire. The Avars had reached as far as the walls of Constantinople. Emperor Heraclius ordered the gold and silver in churches to be melted and turned into money in order to meet the army’s expenses. When this proved insufficient, bronze statues were melted down in order to mint more money. Many governors had revolted against Heraclius, and Byzantium was on the point of collapse.188 Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestine, Egypt and Armenia, which had earlier belonged to Byzantium, were invaded by the idolatrous Persians.

In short, everyone was expecting Byzantium to be destroyed. But during this time, the first verses of Surat ar-Rum were revealed, announcing that Byzantium would triumph in 3 to 9 years. This predicted victory seemed so impossible that the Arab polytheists thought it would never come true.

Like all the other predictions in the Qur’an, however, this one also came true. In 622, Heraclius gained a number of victories over the Persians and conquered Armenia.190 In December 627, the two empires fought a decisive battle at Nineveh, some 50 kilometres (31 miles)east of the Tigris river, near Baghdad. This time too, the Byzantine army defeated the Persians. A few months later, the Persians had to sue for peace with Byzantium, which obliged them to return the territories they had taken from it.

The Byzantine victory was completed when Emperor Heraclius defeated the Persian ruler Khosrow II in 630, recaptured Jerusalem, and regained the “True Cross” for the Church of the Holy Sepulchre.

In the end, “the victory of the Romans” proclaimed by Allah in the Qur’an miraculously came true within the verses’ stated “three to nine years” time frame.

Another miracle revealed in these verses is the announcement of a geographical fact that could not have been known by anyone at that time: that the Romans had been defeated in the lowest region of Earth. This Arabic expression adnaa al-ard is interpreted as “a nearby place” in many translations. However, this is not the literal meaning, but rather a figurative interpretation. The word adnaa, derived from the word dani’ (low), means “the lowest.” The word ard means “the world.” Therefore, adnaa al-ard means “the lowest place on Earth.”

Some interpreters of the Qur’an, considering the closeness of the region in question to the Arabs, prefer the “closest” meaning of the word. However, the actual meaning indicates a very important geological fact: The Dead Sea basin, one of the regions in which the Byzantines were defeated in 613-14, is the lowest region on Earth.

As stated earlier, for Christian Byzantium, the loss of the True Cross was the heaviest blow in that defeat in Jerusalem, located near the shores of the Dead Sea.

The Byzantines and the Persians actually fought at the Dead Sea basin, which is situated at the intersection point of the lands belonging to Syria, Palestine, and Jordan. At 399 meters below sea level, the Dead Sea is the “lowest” place on Earth’s surface.

However, as only modern measuring methods and equipment can prove this fact, it would have been impossible for anyone living at that time to realise this truth. Yet, the Qur’an states clearly that this region was the “lowest land” on Earth and thereby provides further evidence that it is the word of Allah.

ALLAH(♥ A L L A H (Subhanahu Wa Ta'alaa) ♥) knows best




United Muslims World

EXCELLENT organization IN THE HIVE

The bees’ lives in the hive and their honey production are fascinating. Without going into too much detail, let us discover the basic features of the “social life” of bees. Bees must carry out numerous “tasks” and they manage all of them with excellent organization.

Regulation of humidity and ventilation: The humidity of the hive, which gives honey its highly protective quality, must be kept within certain limits. If humidity is over or under those limits, then the honey is spoiled and loses its protective and nutritious qualities. Similarly, the temperature in the hive has to be 32° C throughout 10 months of the year. In order to keep the temperature and humidity of the hive within certain limits, a special group takes charge of “ventilation”.

On a hot day, bees can easily be observed ventilating the hive. The entrance of the hive fills with bees and clamping themselves to the wooden structure, they fan the hive with their wings. In a standard hive, air entering from one side is forced to leave from the other side. Extra ventilator bees work within the hive to push the air to all corners of the hive.

This ventilation system is also useful in protecting the hive from smoke and air pollution.
Health system 



The efforts of the bees to preserve the quality of honey are not limited to the regulation of humidity and heat. A perfect health care system exists within the hive to keep all events that may result in the production of bacteria under control. The main purpose of this system is to remove all substances likely to cause bacterial production. The basic principle of this health system is to prevent foreign substances from entering the hive. To secure this, two guardians are always kept at the entrance of the hive. If a foreign substance or insect enters the hive despite this precaution, all bees act to remove it from the hive.

How do bees know that this substance is an ideal substance for embalming? How do bees produce a substance, which man can only produce in laboratory conditions and with the use of technology if he has a certain level of knowledge of chemistry? How do they know that a dead insect causes bacteria production and that embalming will prevent this?

For bigger foreign objects that cannot be removed from the hive, another protection mechanism is used. Bees “embalm” these foreign objects. They produce a substance called “propolis (bee resin)” with which they carry out the “embalming” process. Produced by adding special secretions to the resins they collect from trees like pine, poplar and acacia, the bee resin is also used to patch cracks in the hive. After being applied to the cracks by the bees, the resin dries as it reacts with air and forms a hard surface. Thus, it can stand against all kinds of external threats. Bees use this substance in most of their work.

At this point, many questions spring to mind. Propolis has the feature of not allowing any bacteria to live in it. This makes propolis an ideal substance for embalming.

And in your creation and all the creatures He has scattered about there are signs for people with certainty.

It is evident that the bee has neither any knowledge on this subject, nor a laboratory in its body.


MAXIMUM STORAGE WITH MINIMUM MATERIAL

Bees construct hives in which 30,000 bees can live and work together by shaping small portions of beeswax.

The hive is made up of beeswax-walled honeycombs, which have hundreds of tiny cells on each of their faces. All honeycomb cells are exactly the same size. This engineering miracle is achieved by the collective work of thousands of bees. Bees use these cells for food storage and the maintenance of young bees.

Bees have been using the hexagonal structure for the construction of honeycombs for millions of years. (A bee fossil has been found dating from 100 million years ago). It is astonishing that they have chosen a hexagonal structure rather than an octagonal, or pentagonal. Mathematicians give the reason: “the hexagonal structure is the most suitable geometric form for the maximum use of unit area.” If honeycomb cells were constructed in another form, then there would be areas left unused; thus, less honey would be stored, and fewer bees would be able to benefit from it.

As long as their depths are the same, a triangular or quadrangular cell would hold the same amount of honey as a hexagonal cell. However, among all these geometric forms, the hexagonal has the shortest circumference. Whilst they have the same volume, the amount of wax required for hexagonal cells is less than the amount of wax required for a triangular or quadrangular one.

The conclusion: hexagonal cells require minimal amounts of wax in terms of construction while they store maximal amounts of honey. Bees themselves surely cannot have calculated this result, obtained by man after many complex geometrical calculations. These tiny animals use the hexagonal form innately, just because they are taught and “inspired” so by their Lord.

The hexagonal design of cells is practical in many respects. Cells fit to one another and they share each other’s walls. This, again, ensures maximum storage with minimum wax. Although the walls of the cells are rather thin, they are strong enough to carry a few times their own weight.

As well as in the walls of the sides of the cells, bees also take the maximum saving principle into consideration while they construct the bottom edges.

Combs are built as a slice with two rows lying back to back. In this case, the problem of the junction point of two cells occurs. Constructing the bottom surfaces of cells by combining three equilateral quadrangles solves this problem. When three cells are built on one face of the comb, the bottom surface of one cell on the other face is automatically constructed.

As the bottom surface is composed of equilateral quadrangular wax plaques, a downward deepening is observed at the bottom of those cells made by this method. This means an increase in the volume of the cell and, thus, in the amount of honey stored.

(“And thy Lord taught the Bee to build its cells in hills, on trees, and in (men’s) habitations; * Then to eat of all the produce (of the earth), and find with skill the spacious paths of its Lord: there issues from within their bodies a drink of varying colours, wherein is healing for men: verily in this is a Sign for those who give thought”) (16: 68, 69).

ahmad usman

Tawassul dalam Peperiksaan

Ini adalah kisah benar yang berlaku di dewan peperiksaan di salah sebuah sekolah. Kisah ini diceritakan oleh salah seorang guru wanita yang berada dalam dewan peperiksaan tersebut.

Ceritanya begini :

Terdapat salah seorang pelajar masuk ke dewan peperiksaan dalam keadaan keletihan dan tertekan. Dia duduk di tempat yang telah dikhaskan untuknya.
Kemudian dia menerima kertas ujian dan setelah berlalu masa ujian beberapa ketika guru

tersebut mendapatinya tidak menulis apa-apa pun pada kertas jawapannya sehingga berlalu separuh masa peperiksaan. Maka guru tersebut mula memberi perhatian yang lebih kepadanya.

Tiba-tiba pelajar tersebut mula menulis dan menjawab semua soalan dengan pantas dan ini mengejutkan guru yang memerhatikannya sejak tadi. Pelajar tersebut menjawab semua soalan peperiksaan dengan baik. Ini menambahkan lagi rasa ragu-ragu pada guru tersebut dan dia beranggapan pelajar tersebut telah menggunakan taktik baru dalam meniru. Tetapi guru tersebut tidak menjumpai apa-apa tanda yang pelajar itu telah meniru dalam peperiksaan.
Setelah pelajar itu menyerahkan kertas jawapannya, guru telah bertanya kepadanya apa yang berlaku sebenarnya.




Dan jawapannya amat mengejutkan dan menyentuh perasaan. Tahukah anda apakah jawapan pelajar itu?
Pelajar tersebut menceritakan : “semalam saya berjaga sepanjang malam sehingga subuh. Saya dalam keadaan tidak sihat dan menjaga ibu saya yang sakit tanpa sempat untuk mengulangkaji untuk ujian keesokannya. Maka sepanjang malam saya menjaga ibu dan saya datang menghadiri peperiksaan dengan harapan aku dapat melakukan sesuatu dalam peperiksaan nanti.
Saya melihat soalan-soalan namun tidak dapat menjawabnya. Saya hanya berdoa kepada Allah dengan amalan terbaik yang saya lakukan iaitu berbakti kepada ibuku semata-mata kerana Allah.

Tidak lama selepas itu, Allah memakbulkan doa saya dan seolah-olah saya nampak buku di depan. Saya mula menulis dengan pantas. Itulah yang saya dapat dan amat bersyukur kepada Allah kerana menerima permohonan saya.

Kisah yang menakjubkan ini menjelaskan bahawa betapa besarnya ganjaran berbuat baik kepada ibu bapa dan merupakan amalan yang paling Allah sukai. Maka Allah membalasnya dengan memberi kebaikan kepadanya kerana berbakti kepada orang tua.

Aku menyeru kepada sesiapa yang masih mempunyai ibu dan bapa agar berbaktilah kepada mereka untuk mencari keredaan Allah sebelum mereka pergi meninggalkan kita.

Faktor manusia menjadi sombong


Inilah 7 faktor seseorang menjadi sombong
Labels: Agama
سْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.



Sahabat yang dirahmati Allah, Imam Al-Ghazali menyebutkan tujuh perkara yang boleh menjadi faktor seseorang menjadi sombong dan takabbur :

1. Ilmu

Sombongnya orang yang berilmu disebabkan hatinya tidak bersih. Apabila hatinya tidak bersih maka dia merasakan diri besar, dirinya berilmu, dirinya lebih baik dari orang lain, merasakan dirinya perlu dihormati dan dipuji, dirinya sudah sempurna tidak perlukan teguran dan nasihat, melihat dirinya bertaraf tinggi sebaliknya orang yang tidak berilmu lebih rendah, merasa dirinya sahaja yang akan selamat dan hampir dengan Allah. Justeru ilmu ini menjadi punca terbesar sifat sombong dan takabbur jika hatinya tidak bersih.

عن جابر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “لا تعلموا العلم لتباهوا به العلماء ولا تماروا به السفهاء ولا تخيروابه المجالس فمن فعل ذلك فالنار النار”

Maksudnya; Janganlah kamu mempelajari ilmu dengan tujuan untuk digelar sebagai ulama, dan janganlah kamu mempelajari ilmu dengan tujuan untuk memperlekehkan orang yang bodoh, dan janganlah mempelajari ilmu dengan tujuan memilih tempat dan kedudukan, sesiapa yang melakukanya dengan tujuan yang sedimikian maka neraka adalah tempatnya.

عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “من تعلم علما مما يبتغى به وجه الله لا يتعلمه إلا ليصيب به عرضا من الدنيا لم يجد عرف الجنة يوم القيامة

Abu Hurairah berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud : Sesiapa yang memepelajari ilmu yang dituntut oleh Allah dengan tujuan mendapatkan habuan keduniaan, maka ia tidak mencium bau syurga di hari qiamat.

Allah S.W.T. telah mengingatkan para nabi-Nya dengan firman-Nya :

وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ

Maksudnya : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, iaitu orang-orang yang beriman.” (Surah al-Syu‘ara: 215).

Selain itu, orang yang berilmu itu wajib beramal dengan ilmunya. Justeru, adalah menghairankan sekiranya mereka yang berilmu itu berperangai dengan sikap takabbur. Tidakkah mereka pernah mendengar sabda Nabi s.a.w. yang mulia:

عن أبي هريرة رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : إن أشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لم ينفعه الله بعلمه

Maksudnya; Sesungguhnya manusia yang menerima siksaan yang sangat berat dihari qiamat ialah orang berilmu yang tidak menggunakan ilmu.

Maka sewajarnya mereka yang berilmu merupakan orang yang paling bersungguh-sungguh menjauhi sikap takabbur dengan mengamalkan ilmu yang dipelajari khususnya ilmu agama..

2. Amal Ibadat

Terkadang orang yang banyak melakukan amal ibadat bersifat sombong dan takabbur kerana merasakan merekalah sebaik-baik manusia yang paling layak mendapat rahmat Allah. Ilmu yang dimiliki tidak dapat membentuk sifat-sifat mulia dan menjauhi sifat takabbur.

Ada juga antara mereka yang apabila sudah terlalu takjub dengan amal ibadat mereka yang banyak berasa bahawa manusia lain yang kurang amal ibadatnya akan binasa.

Rasulullah s.a.w. telah bersabda: “

إذا سمعتم الرجل يقول هلك الناس فهو أهلكهم

Maksudnya ;Jika kamu mendengar seorang mengatakan semua orang binasa, maka dialah yang lebih binasa.

Cukuplah sekiranya kita dapat mengambil iktibar daripada sabda Nabi Muhammad s.a.w.:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ حَبَّةُ خَرْدَلٍ مِنْ كِبْرٍ

“Tiada masuk syurga orang yang ada pada hatinya setimbang semut kecil daripada biji sawi daripada takabbur.” .

3. Nasab Keturunan

Ramai manusia menjadi sombong kerana ketuurnannya dan memandang rendah orang lain yang tidak mempunyai nasab keturunan sepertinya. Mereka berasa keturunannya yang terdiri daripada salihin, ‘amilin, hartawan, bangsawan dan sebagainya menyebabkan mereka menjadi manusia yang mulia.

Dari Abu Dhar r.a. katanya:

روي أن أبا ذر رضي الله عنه قال قاولت رجلا عن النبي صلى الله عليه وسلم فقلت له يا ابن السوداء فغضب صلى الله عليه وسلم وقال يا أبا ذر ليس لابن البيضاء على ابن السوداء فضل

Maksudnya;“Pada suatu hari aku bercakap-cakap dengan seorang, Aku berkata: “Wahai anak si hitam.” Rasulullah s.a.w. segera menegur, sabdanya: “Wahai Abu Dhar! Tidak ada kelebihannya bagi anak si putih ke atas anak si hitam

4. Paras Rupa Dan Kehebatan Fizikal

Manusia sering besifat sombong apabila merasakan dirinya cantik dan hebat, lalu timbullah rasa takjub dengan keindahan dan kehebatan rupa parasnya. Wajarlah mereka ini merenung sabda Rasulullah s.a.w.:

إن الله لا ينظرُ إلى أجسامكم، ولا إلى صوركم، ولكن ينظرُ إلى قلوبكم وأعمالكم

“Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada bentuk dan rupa kamu, tetapi Allah memandang kepada hati dan amalan kamu.” .

5. Harta Kekayaan

Orang kaya merasa sombong bila melihat orang miskin. Mereka merasakan usaha mereka menjadikan mereka kaya sedangkan orang miskin adalah orang yang bodoh dan malas berusaha.

Ada juga di antara mereka menganggap golongan kaya mendapat kedudukan istimewa di sisi Allah S.W.T. Mereka berkata bahawa mereka boleh bersedekah dengan sebanyak-banyak sedekah, sedangkan si fakir miskin itu untuk menyuap sesuap nasi ke mulut sendiri pun masih belum tentu. Mereka lupa sebenarnya Allah telah menempatkan kedudukan yang istimewa kepada golongan fakir miskin yang beriman kepada Allah S.W.T.

Sesetengah golongan kaya sibuk dengan slogan ‘jihad ekonomi’ sehingga lupa jihad yang lebih besar iaitu jihad melawan hawa nafsu. Nabi s.a.w. telah bersabda:

قدمتم من الجهاد الأصغر إلى الجهاد الأكبر مجاهدة العبد هواه

“Kita kembali daripada perang kecil menuju perang besar iaitu seorang hamba berjuang melawan hawa nafsu.”

Maka tidak sewajarnya si kaya memandang rendah si miskin, kerana seperti yang diterangkan bahawa si miskin yang beriman itu besar nilainya di sisi Allah S.W.T.

Nabi Muhammad s.a.w. telah bersabda:

اللهمَّ أحييني مِسكيناً وأمتني مِسكيناً واحشرني في زمرةِ المساكين

“Ya Allah, hidupkan aku dalam keadaan miskin, dan mati aku miskin, dan himpunkan aku di kalangan orang-orang miskin.”

Maka kata A‘isyah Radhiyallahu ‘anha: “Kerana apa, ya Rasulullah?” Maka sabdanya: “Bahawasanya mereka itu masuk Syurga 40 tahun lebih dahulu daripada orang kaya . Hai A‘isyah, sayangilah orang-orang miskin dan hampirilah mereka itu, nescaya hampir kepada Allah Ta‘ala pada hari kiamat.”

6. Kekuasaan

Memiliki kuasa,sama ada dia memiliki kuasa besar atau kecil. Kuasa besar itu seperti jadi raja, presiden, perdana menteri, gabenor dan lain-lain lagi. Kuasa kecil seperti jadi pegawai, penghulu, guru besar, guru-guru dan lain-lain lagi. Kuasa yang ada itu sekiranya tidak mempunyai hati yang baik akan mendorongnya menjadi sombong.

7. Pengikut dan penyokong

Manusia yang hatinya tidak sihat akan berasa hebat apabila di belakangnya ramai pengikut atau peminat. Keangkuhannya dan kesombongannya bertambah kuat apabila apa-apa yang diperkatakan dan dilakukan sentiasa mendapat sokongan daripada pengikut tanpa melihat sama ada ia satu kebenaran atau kebatilan.

Sahabat yang dimuliakan,

Justeru, marilah sama-sama kita menjaga hati kita agar sentiasa insaf dan merendah diri biarpun semua perkara di atas menjadi milik kita. Jangan jadikan ia sebab kepada kesombongan dan ketakabburan tetapi jadikanlah ia sebagai sebab untuk kita hampir kepada Allah swt dan menginsafi semua perkara tersebut merupakan ujian daripada Allah swt. Semoga kita berjaya dengan ujian ini dan mendapat keredhaan Allah swt.


von Fuad Ahmad

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...